Selamat Datang Di Website Resmi, SUARA INDEPENDEN JURNALIS INDONESIA

Warga Pagintungan Justru Mengeluh, Material RTLH Diduga Tidak Sesuai Spesifikasi dan Lambat Didistribusikan


Serang, — Menanggapi pemberitaan dari salah satu media online,sebelumnya mengenai Program Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) di Desa Pagintungan, Kecamatan Jawilan, Kabupaten Serang, sejumlah warga memberikan klarifikasi dan bantahan. Mereka menegaskan bahwa meskipun program tersebut sangat membantu secara teori, namun pelaksanaannya di lapangan jauh dari harapan.

Berdasarkan hasil konfirmasi awak media pada Selasa (18/11/2025), warga  Kampung Pagintungan, Kampung Harendong Tegal, dan Kampung leweng kidik, kampung lembur jami, justru mengeluhkan lambannya distribusi material dan dugaan kuat tidak sesuainya spesifikasi material yang diberikan kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM).

 “Kami Bersyukur Kepada Pemerintah, Tapi Jangan Jadikan Kami Korban untuk Cari Keuntungan”

Para KPM menyampaikan bahwa mereka tetap berterima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Serang dan BAZNAS atas adanya program bantuan RTLH tersebut. Namun warga menolak anggapan bahwa program berjalan lancar seperti yang diberitakan sebelumnya.

“Kami sangat bersyukur kepada pemerintah. Tapi jangan jadikan rasa syukur kami sebagai alasan untuk menutupi permasalahan. Material yang datang lambat, jumlahnya minim, dan diduga tidak sesuai spesifikasi. Ini bukan bantuan, tapi kami seperti dijadikan modal mencari keuntungan oleh oknum tertentu,” ujar salah satu warga Pagintungan,

Material Diduga Tidak Sesuai RAB, KPM Mengaku Dirugikan

Keluhan warga di Empat kampung menunjukkan pola yang sama, di antaranya:

Besi bangunan tidak sesuai ukuran RAB, yang seharusnya 8 inci namun diberikan 6 inci.

Hebel tebal 10 cm diganti 7 cm, dengan kualitas reject.

Keramik hanya 10 meter, padahal kebutuhan minimal rumah 30 meter.

Pasokan material lambat, sebagian KPM bahkan belum menerima material secara lengkap.

Upah tukang tidak diberikan penuh, dan warga khawatir pembangunan asal-asalan demi mengejar keuntungan pribadi.

Seorang warga Kampung Harendong Tegal mengungkapkan:

“Kami bukan menolak bantuan, tapi materialnya memang tidak sesuai. Yang diberitakan bagus-bagus, tapi kenyataan di lapangan kami bingung karena material selalu telat dan sedikit.”

Warga Kampung Bilik juga menegaskan hal serupa, bahkan menyebut pembangunan terpaksa ditunda karena material tidak kunjung datang.

KPM Diduga Dimanfaatkan untuk Keuntungan Pribadi Oknum

Dari hasil penelusuran di lapangan, beberapa KPM menduga bahwa program ini tidak sepenuhnya dijalankan sesuai amanah, dan ada oknum yang memanfaatkan program RTLH sebagai celah untuk mencari keuntungan pribadi.

“KPM ini hanya dijadikan tameng. Program dari BAZNAS itu bagus, tapi kenapa materialnya disunat? Kenapa lambat? Ini ada permainan. Jangan jadikan kami alat untuk memperkaya diri,” ujar warga lainnya.

Warga juga menilai bahwa pemberitaan sebelumnya terkesan menyampaikan sisi positif tanpa menggali persoalan utama yang justru dikeluhkan KPM.

Desakan Warga: Audit Material Harus Dilakukan Terbuka dan Saat Pekerjaan Masih Berjalan

Warga Desa Pagintungan meminta BAZNAS Kabupaten Serang turun langsung melakukan audit material secara menyeluruh dan terbuka kepada publik.

“Kami minta audit material dilakukan sekarang, saat pembangunan masih berlangsung. Kalau terbukti material tidak sesuai RAB, bongkar dan ganti. Ini hak kami sebagai penerima manfaat, bukan hak oknum tertentu,” tegas warga dalam pernyataannya.

Warga Tegaskan: Bantuan Pemerintah Baik, Tapi Pelaksanaannya Harus Transparan

Warga Pagintungan menegaskan bahwa mereka sangat mendukung dan berterima kasih atas program pemerintah dan BAZNAS. Namun mereka menolak jika bantuan untuk rakyat miskin justru dijadikan sumber keuntungan pribadi.

“Programnya sangat baik, kami apresiasi. Tapi tolong awasi pelaksanaannya. Jangan sampai bantuan untuk rakyat kecil justru dikorbankan,” tutup warga.

(Tim)

0 Komentar