Banten.siji.or.id, Pandeglang — Potret kesenjangan infrastruktur kembali terpampang nyata di Kabupaten Pandeglang. Jalan penghubung antara Desa Idaman, Kecamatan Patia dan Desa Kadubera, Kecamatan Picung yang melewati Kampung Cipariuk, kini rusak parah dan nyaris tak bisa dilalui. Warga pun hanya bisa mengelus dada, berharap secercah kepedulian dari pemerintah yang hingga kini belum juga hadir.
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat STKIP Babunnajah angkat suara dan menyoroti kondisi memprihatinkan tersebut. Sekretaris Umum HMI Komisariat STKIP Babunnajah, Rendi Ridwandi, mendesak Pemerintah Kabupaten Pandeglang maupun Pemerintah Provinsi Banten untuk tidak lagi menutup mata terhadap penderitaan masyarakat yang setiap hari harus berjibaku melewati jalan berlubang, becek, dan licin itu.
"Ini bukan sekadar jalan biasa. Ini urat nadi kehidupan warga dari dua kecamatan. Jalan ini digunakan anak-anak sekolah, petani, pedagang, bahkan lansia yang hendak ke pasar atau berobat. Harus berapa lama lagi mereka harus bertaruh nyawa di jalan yang sudah tak layak ini?" tegas Rendi dengan nada kecewa.
Tak hanya itu, Anwar, Ketua Umum HMI Komisariat STKIP Babunnajah, turut menyampaikan kekecewaannya terhadap wakil rakyat di DPRD Pandeglang, khususnya yang berasal dari Dapil 5. Ia menilai, selama ini tidak ada gerakan konkret yang menunjukkan keberpihakan terhadap rakyat kecil.
"Ketika musim panen tiba, jalan ini menjadi satu-satunya akses utama mengangkut hasil tani warga, terutama padi. Tapi ironisnya, bukannya dibantu, petani justru harus menanggung beban tambahan akibat ongkos distribusi yang membengkak karena kondisi jalan. Sampai kapan penderitaan ini dibiarkan?" ungkapnya getir.
Lebih jauh, Anwar mengungkapkan rencana HMI untuk segera melakukan audiensi dengan DPRD dan Pemerintah Daerah. Mereka tak ingin lagi hanya mendengar janji tanpa realisasi.
"Kami akan membawa suara rakyat dalam forum resmi. Jangan sampai pemerintah baru bergerak ketika korban jiwa sudah jatuh, atau saat foto-foto kesengsaraan warga viral di media sosial. Bangunlah empati, sebelum kami kehilangan harapan," tambahnya.
Warga Desa Idaman dan Desa Kadubera kini hanya bisa berharap. Harapan yang mungkin kian menipis, namun belum padam sepenuhnya. Mereka menanti hadirnya pemimpin yang benar-benar peduli, bukan sekadar datang saat kampanye, pungkasnya.(Independen Banten Siji)
0 Komentar